Pada tahun 1994, adalah Dede Suhita (mantan vokalis Death Vomit di periode awal) yang mencetuskan untuk membuat sebuah komunitas metal di Jogja. Dede yang asli Bali, dulu juga membuat komunitas esktreme metal, dengan nama Bali Corpse Grinder.
Maka, tanpa mengalami kesulitan berarti, terkumpulah nama-nama seperti Roy Agus (Death Vomit), Camel (Damnation), Irwan (Mystis), Krisna Baskara (RWK FM, Klaten), Aji (Down for Life, Solo), alm. Anggeng (Brutal Corpse, R.I.P), Gendon (Mortal Scream) dan penggila musik cadas lainnya.
Dari merekalah, cikal bakal kelahiran Jogjakarta Corpse Grinder (JCG) bermula. Kelak, dari komunitas itu, lahir grup band metal yang mencatatkan nama Jogja sebagai barometer musik cadas (khususnya Death Metal dan Brutal Death). Seperti Death Vomit, Damnation, Mortal Scream, Mystis dan Brutal Corpse (RIP).
Sayang, nama besar JCG seolah tenggelam dalam ingar-bingar trend musik kala itu (1998) dan masing-masing tersedot dalam kesibukan pribadi. Kini, sepuluh tahun kemudian, Jogjakarta Corpse Grinder mencoba bangkit kembali. Atas nama regenerasi, mampukah Jogjakarta Corpse Grinder mengulang sejarah manis itu?
Jawabannya ada pada masalah eksistensi. Seperti yang diungkap Roy Agus (drummer Death Vomit) sekaligus salah satu the founding fathers JCG.
“Jogja punya banyak grup band berkualitas, kita hanya tidak memiliki komunitas yang kuat. Makanya, melalui JCG, kita angkat kembali nama Jogja agar menjadi tuan rumah di kotanya sendiri, sebab bagaimanapun, kita perlu generasi penerus dan tentu saja grup band baru yang mampu berbicara banyak soal eksistensi dan kualitas ekstreme metal Jogja,” katanya mantap.
Senada dengannya, vokalis Devoured sekaligus owner situs www.indogrind.net, Sastrawan mengungkapkan, selain alasan regenerasi, keinginan untuk membangkitkan nama JCG sendiri sekaligus untuk menunjukkan, bahwa tidak ada lagi gap antara Metal Utara dan Metal Selatan.
“JCG sangat terbuka dengan ragam aliran esktreme metal, tak melulu death metal atau brutal death saja, tapi juga Black Metal, Gothic Doom, dan lainnya. Siapapun, kami sangat terbuka,” kata Sastrawan tegas, menjawab soal isu perpecahan metalheads di Jogja.
Baru-baru ini, menandai kebangkitannya, JCG menggelar sebuah acara “Jogjakarta Corpse Grinder : Resurrection” di Bungker CafĂ©, Jl Magelang. Sejumlah grup band metal macam Death Vomit, Damnation, Fallen Light, Cranial Incosored, Nosferatu, Cronic Syndrome, bergantian membakar semangat penonton.
“Satu hal lagi, JCG bukan sekedar tempat nongkrong saja. Di sini, kami juga menyediakan ragam referensi mulai dari kaset, CD, T-Shirt, iinformasi event yang di-supply oleh para seniornya,” lanjut Sastrawan, sembari menambahkan, JCG biasa urun rembug tiap Malam Minggu di halaman Ambarrukmo Plaza